Jurnal Mingguaan Minggu ke 15
Tugas modul 2.3.a.10.2 Jurnal Refleksi Minggu ke 15
Model 1(facts,feeling,finding, Future)
by
Nurhasnah-CGP Angkatan 3-SMP Negeri 2 Tigaraksa
Saturday ,04 Th December 2021
Pada minggu ke 15 ini kami CGP angkatan ke 3 Kab. Tangerang mempelajari tentang Coaching. Coaching merupakan suatu proses kolaborasi antara coach dan coachee untuk menggalï potensi penyelesaian masalah dari coach pada coachee. Minggu ini merupakan jadwal yang sangat luar biasa padat sehingga kami CGP terutama saya probadi perlu memanage waktu mana yang prioritas terlebih dahulu. Di sekolah saya ada banyak rangkaian kegiatan mulai dari pelaksaanaan PAS ,mengolah nilai dan menginput nilai E- raport serta deadline pembuatan modul pelajaran pendidikan bahasa Inggris yang akan digunakan pada semester genap ini. Sebelum Penggadaan di uji terlebih dahulu oleh dinas atas study kelayakan. Semua agenda ini berbarengan dengan kegiatan guru penggerak yang memerlukan enegi dan pikiran extra ordinary dalam menuntaskan tugas pembuatan RPP yang berisikan pembelajaran sosial emosional yang terintegrasi dengan aksi nyata di dalam kelas.
Pembelajaran ini memantik emosi saya sebagai seorang pendidik perlu bisa memecahkan masalah sendiri dan masalah murid yang ada di dalam kelas dan di luar kelas yang saya ampu..
"Coaching adalah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi berorientasi pada hasil dan sistematis dimana coach memfasilitasi peningkatan atas ferforma kerja,pengalaman hidup,pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee"( Grant,1999)
Selama pembelajaran saya menjadi tahu differensiasi Coach,konselor dam motivator. Dalam proses coaching seorang coach menggunakan teknik TIRTA agar masalah murid segera terselesaikan dengan baik oleh si coachee itu sendiri , sementara peran coach hanya sebagai penuntun coachee dalam pengambilan keputusan .
Dalam proses pembelaran ini saya memiliki kendala istilah yang baru di lihat akan tetapi sudah lama di jalankan akan tetapi bercampur peran dan fungsi yang di jalankan sehingga tidak maksimal dalam pendalaman materi. Untuk mengatasi hal tersebut saya mencari tahu istilah yang tidak saya pahami dan saya menanyakan kepada Fasil serta Instruktur saya perihal hal tersebut
Langkah yang saya lakukan menjadikan feeling saya happy dalam memahami materi coaching. Feeling ini menjadi energi baru buata saya untuk mengimplementasikn Coaching pada murid saya dengan cara mencari tujuan ,mengidentifikasi , melakukan rencaa aksi serta saya perlu bertanggung jawab terhadap aksi yang sudah dilakukan sehingga komitmen terlaksana dengan baik. Setelah mendapatkan materi coaching, saya semakin bersemangat untuk aksi di dalam kelas yang saya ampu meski di mulai dari satu person dikarenakan kelas kami sudah mulai tidak aktif pasca PAS.
Selama pembelajaran coaching ini saya mendapatkan beberapa teknik dalam menggali potensi dan masalah yang ada pada murid saya dengan cara menggunakan metoda TIRTA. TIRTA adalah akronim dari tujuan, Identifikasi, rencana Aksi dan tanggung jawab atau komitmen yang dilakukan setelah tahu sulusi dari masalah Coachee. TIRTA mengajarkan saya bagaimana cara menuntun coachee untuk men solve masalahnya sendiri dengan tidak mengintimidasi coachee. Akan tetapi coachee yang tahu potensi dirinya sendiri setelah digali oleh coach .
Untuk penerapan Coaching yang maksimal saya perlu berkolaborasi dan bersinergi dengan rekan sejawat, guru BK dan seluruh komponen yang ada di sekolah. Tahapan yang saya lakukan adalah berkoordinasi dengan Principal dan team beliau, sosialisasi pada rekan sejawat apa itu coaching dan mamfaatnya untuk peningkatan mutu pembelajaran di kelas dan sekolah saya tentunya.
#cgpangkatan3kabtangerang
#ppgpkemdikbud
Komentar
Posting Komentar